AIR TRAFFIC CONTROL SYSTEM
Makalah Dibuat Dalam Rangka
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Teknologi Informasi 1 C Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Disusun Oleh :
NAMA :
-
Ayu Lestari
-
Mahardini
-
Nurhalidah
Pasaribu
-
Ria Dwijayant
-
Ulfah Nurjannah
KELOMPOK : 7
(tujuh)
KELAS : 1EB09
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Segala puji
bagi Allah, Dzat yang maha sempurna atas segala nikmat dan hidayah-Nya sehingga
kami selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Tanpa ridho Allah kami yakin makalah ini tidak selesai tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Nabi Besar kita Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya nanti diyaomul qiyamah. Amin amin
Yaa Robbal alamin….
Makalah ini
kami buat untuk menyelesaikan tugas Pengantar Komputer 1C, yakni tentang “Air
Traffic Control System”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, dimana banyak kekurangan baik dari segi penulisan, juga dari segi
materinya.
Oleh karena itu, kami sangat
mengharap saran dari pembaca, khususnya dosen mata kuliah Pengantar Komputer
1C, mahasiswa/I , maupun pembaca lainnya untuk dapat memberikan kritik dan
saran serta koreksinya guna perbaikan dan penyempurnaan makalah kami
selanjutnya.
Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. E. S. Margianti ,
SE., MM,
2. Bapak Toto Sugiharto, Ir., MSc.,
Ph.D.
3. Bapak Dr. Imam Subaweh, Ak.
4. Ibu Yulia Eka Praptiningsih
5. Semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum
wr. wb.
Depok, November 2013
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Air Traffic Control System (ATCS) merupakan sistem pengendali lalu lintas udara. Tanpa adanya ATCS bisa dibayangkan bagaimana bahayanya arus penerbangan di Indonesia, entah itu tabrakan antar pesawat maupun yang lainnya. Bukan hanya itu, Air Traffic Control di Indonesia dimata dunia juga cukup menjadi sorotan, buktinya Indonesia menjadi juara Global Awards mengalahkan Thales ADS-B dan Adacel lnc.
B.
Rumusan Masalah
K.
Pengertian Air Traffic Control System (ATCS)?
L. Tujuan ATCS?
M. Air Traffic Control Pertama Didunia?
N.
Air Traffic Control Indonesia Dimata Dunia?
O.
Pembagian Pelayanan Lalu Lintas Udara?
P.
Cara Kerja Air Traffic Control di Bandara?
Q.
Pelayanan Lalu Lintas Udara?
R. Pemetaan Lalu Lintas Penerbangan?
S. Contoh Penerbangan
T.
Kasus
C.
Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan
menambah wawasan sekaligus diharapkan memperdalam ilmu mahasiswa/I dalam dunia
penerbangan, khususnya mengenai Air Traffic Control System.
D.
Metode Penulisan
Makalah ini kami susun dengan
mengumpulkan bahan- bahan yang kami dapat dari internet, media massa (Koran),
dan pustaka buku-buku mengenai air traffic control system.
BAB ll
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN AIR TRAFFIC CONTROL SYSTEM
Air Traffic Control System atau dalam bahasa Indonesia disebut sistem control lalu lintas udara adalah sistem yang mengatur lalu-lintas di udara terutama pesawat terbang untuk mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan tabrakan. ATCS atau yang disebut dengan Air Traffic Control System merupakan sistem pengatur lalu lintas udara yang tugas utamanya mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan menghindarkan dari tabrakan (making separation). Selain tugas separation, ATCS juga bertugas mengatur kelancaran arus traffic (traffic flow), membantu pilot dalam menghandle emergency/darurat, dan memberikan informasi yang dibutuhkan pilot (weather information atau informasi cuaca, traffic information, navigation information, dll). ATCS adalah rekan dekat seorang Pilot disamping unit lainnya, peran ATCS sangat besar dalam tercapainya tujuan penerbangan. Semua aktifitas pesawat di dalam area pergerakan diharuskan mendapat izin terlebih dahulu melalui ATC, yang nantinya ATC akan memberikan informasi, instruksi, clearance/izin kepada Pilot sehingga tercapai tujuan keselamatan penerbangan, semua komunikasi itu dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan memenuhi aturan.
B.
TUJUAN AIR TRAFFIC CONTROL SYSTEM
Berikut ini adalah
tujuan pelayanan sistem lalu lintas udara yang diberikan oleh ATCS berdasarkan
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) bagian 170 :
- Mencegah tabrakan antarpesawat.
- Mencegah tabrakan antarpesawat di area pergerakan rintangan di area tersebut.
- Mempercepat dan mempertahankan pergerakan lalu lintas udara.
- Memberikan saran dan informasi yang berguna untuk keselamatan dan efisiensi pengaturan lalu lintas udara.
- Memberitahukan kepada organisasi yang berwenang dalam pencarian pesawat yang memerlukan pencarian dan pertolongan sesuai dengan organisasi yang dipersyaratkan.
Biasanya Pengaturan lalu-lintas udara dilakukan di atas menara (Tower), agar
dapat melihat dengan jelas keadaan runway Landas pacu
C. AIR TRAFFIC CONTROLLER PERTAMA DIDUNIA
Bila ditarik kebelakang, sejarah air traffic control mungkin dimulai 2 dekade setelah Wright bersaudara menemukan pesawat pada tahun 1903. Tidak lama setelah perang dunia pertama (PD I) berakhir, orang mulai menyadari bahwa pesawat terbang memiliki potensi keuntungan dan komersil. Pada saat inilah beberapa perusahaan penerbangan komersial terbentuk. Pada akhir tahun 1920, telah terdapat beberapa perusahaan penerbangan komersial di Eropa seperti KLM di Belanda, 2 perusahaan penerbangan Perancis, 1 di Belgia dan 8 di Inggris.
Tahun 1922 setelah terjadi minor collision di Bandara Croydon, London, pihak DGCA Inggris mengeluarkan Notam 62/1922 yang isinya memberitahukan kepada Pilot yang akan berangkat untuk mendapat urutan keberangkatan dan sinyal sebagai izin take off dari ‘controller’. Sinyal ini adalah lambaian bendera merah. Segera setelah ditemukan bahwa bendera ini tidak dapat terlihat pada beberapa tempat Croydon karena memiliki slope miring pada satu sisi, posisi bendera ini dipindahkan ke salah satu balkon pada gedung tertinggi. Pada bulan Juli 1922 di Croydon dibangun sebuah tempat observasi yang sekelilingnya bermaterial kaca. Bangunan ini sebenarnya dimaksudkan untuk menguji arah peralatan komunikasi wireless. Selanjutnya, ‘tower’ ini menjadi pusat komunikasi bagi seluruh penerbangan di bandara Croydon. Sang operator menusukkan pin pada peta yang tersedia tidak lama setelah menerima laporan posisi pesawat, dan berdasarkan perhitungannya sendiri, menjalankan pin tersebut sesuai dengan rute pesawat yang bersangkutan.
Apabila diperkirakan 2 pesawat akan saling melewati, sang operator akan menginformasikan hal tersebut kepada pilot. Inilah lahirnya ‘Advisory Service’ yang pertama. Selanjutnya pada Notam 109/1924 mengenai peraturan untuk take off berbunyi “When the aircraft is visible from the control tower, permission to depart will be given from the tower…”. Inilah pertama kali terminologi control tower dipakai. Pada tahun 1926 sistem pengendalian lalu lintas udara mendapat nama baru yaitu Wireless Traffic Control dan petugasnya disebut Control Officers. Mulai saat itu terminologi ‘control’ secara resmi digunakan, tetapi hubungan Pilot/Controller masih berupa gentlements agreements. Hal ini berubah pada tahun 1927 dimana disepakati bahwa controller tidak hanya menginfo pilot mengenai keberadaan traffic lain, tetapi berhak memberikan arah terbang (direction) untuk menghindari traffic lawan. Jadi siapakah air traffic controller pertama di dunia?
Jika melihat pada salah satu prinsip tugas air traffic control yaitu menjaga keselamatan pesawat terbang di bandara dan sekitarnya, sekiranya sah-sah saja jika menyebut Wilbur Wright sebagai air traffic controller pertama dunia. Dan Orville Wright menjadi yang kedua. Karena sementara Orville Wright melakukan 12 detik penerbangan pertama dalam sejarah manusia pada tanggal 17 Desember 1903 di Kitty Hawk, California, Wilbur Wright melakukan apa yang mungkin saat ini kita sebut sebagai ‘operational watch’. Untuk dapat take off pada kecepatan 20 mil/jam, Wilbur berlari mengikuti pesawat terbang pertama dunia itu sambil memegang wingtips-nya dan menyeimbangkan pesawat tersebut sampai airborne. Kemudian Wilbur memperhatikan dengan sangat seksama penerbangan tersebut sampai akhirnya Orville mendarat kurang lebih 120 feet didepannya. Selanjutnya saat Wilbur bertindak sebagai pilot, dan terbang selama 59 detik, giliran Orville Wright yang memperhatikan penerbangan yang dilakukan saudaranya dengan seksama sampai akhirnya mendarat 852 feet didepannya!
Bila ditarik kebelakang, sejarah air traffic control mungkin dimulai 2 dekade setelah Wright bersaudara menemukan pesawat pada tahun 1903. Tidak lama setelah perang dunia pertama (PD I) berakhir, orang mulai menyadari bahwa pesawat terbang memiliki potensi keuntungan dan komersil. Pada saat inilah beberapa perusahaan penerbangan komersial terbentuk. Pada akhir tahun 1920, telah terdapat beberapa perusahaan penerbangan komersial di Eropa seperti KLM di Belanda, 2 perusahaan penerbangan Perancis, 1 di Belgia dan 8 di Inggris.
Tahun 1922 setelah terjadi minor collision di Bandara Croydon, London, pihak DGCA Inggris mengeluarkan Notam 62/1922 yang isinya memberitahukan kepada Pilot yang akan berangkat untuk mendapat urutan keberangkatan dan sinyal sebagai izin take off dari ‘controller’. Sinyal ini adalah lambaian bendera merah. Segera setelah ditemukan bahwa bendera ini tidak dapat terlihat pada beberapa tempat Croydon karena memiliki slope miring pada satu sisi, posisi bendera ini dipindahkan ke salah satu balkon pada gedung tertinggi. Pada bulan Juli 1922 di Croydon dibangun sebuah tempat observasi yang sekelilingnya bermaterial kaca. Bangunan ini sebenarnya dimaksudkan untuk menguji arah peralatan komunikasi wireless. Selanjutnya, ‘tower’ ini menjadi pusat komunikasi bagi seluruh penerbangan di bandara Croydon. Sang operator menusukkan pin pada peta yang tersedia tidak lama setelah menerima laporan posisi pesawat, dan berdasarkan perhitungannya sendiri, menjalankan pin tersebut sesuai dengan rute pesawat yang bersangkutan.
Apabila diperkirakan 2 pesawat akan saling melewati, sang operator akan menginformasikan hal tersebut kepada pilot. Inilah lahirnya ‘Advisory Service’ yang pertama. Selanjutnya pada Notam 109/1924 mengenai peraturan untuk take off berbunyi “When the aircraft is visible from the control tower, permission to depart will be given from the tower…”. Inilah pertama kali terminologi control tower dipakai. Pada tahun 1926 sistem pengendalian lalu lintas udara mendapat nama baru yaitu Wireless Traffic Control dan petugasnya disebut Control Officers. Mulai saat itu terminologi ‘control’ secara resmi digunakan, tetapi hubungan Pilot/Controller masih berupa gentlements agreements. Hal ini berubah pada tahun 1927 dimana disepakati bahwa controller tidak hanya menginfo pilot mengenai keberadaan traffic lain, tetapi berhak memberikan arah terbang (direction) untuk menghindari traffic lawan. Jadi siapakah air traffic controller pertama di dunia?
Jika melihat pada salah satu prinsip tugas air traffic control yaitu menjaga keselamatan pesawat terbang di bandara dan sekitarnya, sekiranya sah-sah saja jika menyebut Wilbur Wright sebagai air traffic controller pertama dunia. Dan Orville Wright menjadi yang kedua. Karena sementara Orville Wright melakukan 12 detik penerbangan pertama dalam sejarah manusia pada tanggal 17 Desember 1903 di Kitty Hawk, California, Wilbur Wright melakukan apa yang mungkin saat ini kita sebut sebagai ‘operational watch’. Untuk dapat take off pada kecepatan 20 mil/jam, Wilbur berlari mengikuti pesawat terbang pertama dunia itu sambil memegang wingtips-nya dan menyeimbangkan pesawat tersebut sampai airborne. Kemudian Wilbur memperhatikan dengan sangat seksama penerbangan tersebut sampai akhirnya Orville mendarat kurang lebih 120 feet didepannya. Selanjutnya saat Wilbur bertindak sebagai pilot, dan terbang selama 59 detik, giliran Orville Wright yang memperhatikan penerbangan yang dilakukan saudaranya dengan seksama sampai akhirnya mendarat 852 feet didepannya!
D.
AIR TRAFFIC CONTROL INDONESIA DIMATA DUNIA
Pada Tahun 2008 Indonesia
terpilih sebagai salah satu pemenang Air
Traffic Control (ATC) Global Awards. Hadiah tersebut
diterima oleh DR.
Budi Muliawan Suyitno, Direktur
Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan pada
tanggal 11 Maret 2008 di Amsterdam. lndonesia
ditetapkan sebagai pemenang atas upaya lndonesia dalam merealisasikan
penggunaan penemuan teknologi baru, yaitu pembangunan stasiun “automatic
dependent surveillance” (ADS) guna memantau dan melacak
posisi pesawat terbang yang melintasi wilayah lndonesia secara akurat dan
terintegrasi. Dengan metode tersebut keterbatasan jangkauan radar dapat
teratasi, karena pesawat secara otomatis dapat melaporkan posisinya melalui
pengenalan kombinasi sistem antara teknologi GPS
dan data untuk melacak posisi pesawat. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Dephub bersama dengan perusahaan IT
bandara “SITA” terpilih sebagai pemenang pada kategori “Enabling Technology
Award” - kontribusi dalam peningkatan kapasitas dan keselamatan penerbangan.
Saingan lndonesia dalam mendapatkan penghargaan pada kategori tersebut yaitu
Thales ADS-B dan Adacel lnc.
Organisasi Profesi Air Traffic
Control Indonesia, Indonesia Air Traffic
Controllers Association - (IATCA) dikukuhkan sebagai
anggota organisasi International
Federation of Air Traffic Controllers' Associations ( IFATCA )
pada tanggal 23 Maret 2001 di Gedung PBB
Geneva - Switzerland .
E. PEMBAGIAN PELAYANAN LALU LINTAS UDARA
·
Pelayanan Pengendalian Lalu Lintas Udara (Air traffic control service),
pada ruang udara terkontrol Controlled Airspace terbagi menjadi 3 (tiga) bagian
yaitu:
1. Aerodrome Control Service
Memberikan layanan Air Traffic
Control Service, Flight Information Service, dan Alerting Service yang
diperuntukkan bagi pesawat terbang yang beroperasi atau berada di bandar udara
dan sekitarnya (vicinity of aerodrome) seperti take off, landing, taxiing, dan
yang berada di kawasan manoeuvring area, yang dilakukan di menara pengawas
(control tower). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut
Aerodrome Control Tower (ADC).
2. Approach Control Service
Memberikan layanan Air Traffic
Control Service, Flight Information Service, dan Alerting Service, yang
diberikan kepada pesawat yang berada di ruang udara sekitar bandar udara, baik
yang sedang melakukan pendekatan maupun yang baru berangkat, terutama bagi
penerbangan yang beroperasi terbang instrumen yaitu suatu penerbangan yang
mengikuti aturan penerbangan instrumen atau dikenal dengan Instrument Flight
Rule (IFR). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut
Approach Control Office (APP).
3. Area Control Service
Memberikan layanan Air Traffic
Control Service, Flight Information Service, dan Alerting Service, yang
diberikan kepada penerbang yang sedang menjelajah (en-route flight) terutama
yang termasuk penerbangan terkontrol (controlled flights). Unit yang
bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Area Control Centre (ACC).
·
Pelayanan Informasi Penerbangan (Flight Information Service)
adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberikan berita dan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk keselamatan, keamanan, dan efisiensi bagi penerbangan.
adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberikan berita dan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk keselamatan, keamanan, dan efisiensi bagi penerbangan.
· Pelayanan keadaan darurat (alerting service)
adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberitahukan instansi terkait yang tepat, mengenai pesawat udara yang membutuhkan pertolongan search and rescue unit dan membantu instansi tersebut, apabila diperlukan.
adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberitahukan instansi terkait yang tepat, mengenai pesawat udara yang membutuhkan pertolongan search and rescue unit dan membantu instansi tersebut, apabila diperlukan.
F.
CARA KERJA AIR TRAFFIC CONTROL
Kontrol Lalu Lintas Udara
Segala aktifitas
pengaturan lalulintas udara dikendalikan dari ruang air traffic control.
Sedangkan Ruang Air Traffic Control sendiri terdiri dari empat unit tugas yaitu
:
1.
Data
Analyzing Room
2.
En-route
Control Unit
3.
Pilot
Unit
4.
Terminal
Control Unit
Pada ruang Air Traffic
Control bekerja para petugas pengatur lalu lintas udara (air traffic
controller) yang bertugas memantau dan mengarahkan lalulintas pergerakan semua
pesawat yang terpantau di angkasa.Dalam menjalankan tugasnya, para petugas
pengatur lalulintas udara memantau pergerakan pesawat dari alat Air Traffic
Control Display.
Sistem Pendaratan Pesawat
Instrument Landing System
adalah suatu sistem peralatan yang ada di Bandar udara yang digunakan untuk
memandu pesawat dalam melakukan pendaratan dengan aman dan lancar. Instrument
Landing System menggunakan dua transmisi.Transmisi yang pertama berfungsi untuk
memandu pesawat menuju landasan pacu, transmisi yang kedua menginformasikan
tentang ketinggian pesawat dari landasan pacu.
Alur pendaratan pesawat
terbang dengan dipandu Instrument Landing System
Setelah memberi tahu pada bandara yang dituju, awak pesawat menunggu instruksi dari petugas Air Traffic Control. Pesawat akan diarahkan oleh Instrument Landing System melaui radio beacon untuk menentukan arah pendaratan agar tepat pada tengah tengah landasan pacu.
Setelah memberi tahu pada bandara yang dituju, awak pesawat menunggu instruksi dari petugas Air Traffic Control. Pesawat akan diarahkan oleh Instrument Landing System melaui radio beacon untuk menentukan arah pendaratan agar tepat pada tengah tengah landasan pacu.
Ground Controlled
Approach
Pesawat yang terpantau radar akan diarahkan oleh operator Ground Controlled Approach tentang petunjuk pendaratan pesawat terbang, dengan tujuan pesawat dapat mendarat dengan aman. Pekerjaan ini menuntut konsentrasi yang tinggi dari operatornya, sehingga diperlukan kerja shift karena bandara beroperasi dua puluh empat jam.
Pesawat yang terpantau radar akan diarahkan oleh operator Ground Controlled Approach tentang petunjuk pendaratan pesawat terbang, dengan tujuan pesawat dapat mendarat dengan aman. Pekerjaan ini menuntut konsentrasi yang tinggi dari operatornya, sehingga diperlukan kerja shift karena bandara beroperasi dua puluh empat jam.
G. PELAYANAN AIR TRAFFIC CONTROL
ATC
memberikan layanan kepada pesawat udara dalam penerbangan antara bandara juga.
Pilot terbang di bawah salah satu dari dua set aturan untuk pemisahan : Aturan
Penerbangan Visual ( VFR ) atau Flight Rules Instrumen ( IFR ) . Pengendali
lalu lintas udara memiliki tanggung jawab yang berbeda untuk operasi pesawat di
bawah perangkat peraturan yang berbeda . Sementara penerbangan IFR berada di
bawah kontrol positif , di VFR pilot AS dapat meminta berikut penerbangan, yang
menyediakan layanan konsultasi lalu lintas secara memungkinkan waktu dan juga
dapat memberikan bantuan dalam menghindari bidang cuaca dan pembatasan
penerbangan. Di seluruh Eropa , pilot dapat meminta untuk " Informasi
Penerbangan Service" , yang mirip dengan berikut penerbangan. Di Inggris
dikenal sebagai " Lalu Lintas Layanan " .
En - rute pengendali lalu lintas udara masalah izin dan instruksi untuk pesawat udara , dan pilot diwajibkan untuk mematuhi instruksi ini . Pengendali En-route juga menyediakan layanan kontrol lalu lintas udara ke banyak bandara kecil di seluruh negeri , termasuk izin dari dari tanah dan izin untuk pendekatan bandara . Controller mematuhi seperangkat standar pemisahan yang menentukan jarak minimal yang diijinkan antara pesawat . Jarak ini bervariasi tergantung pada peralatan dan prosedur yang digunakan dalam memberikan pelayanan ATC .
karakteristik umum
En - rute pengendali lalu lintas udara bekerja dalam fasilitas yang disebut Pusat Pengendalian Lalu Lintas Udara , yang masing-masing sering disebut sebagai " Pusat" . Amerika Serikat menggunakan istilah setara Air Route Traffic Control Pusat ( ARTCC ) . Setiap pusat bertanggung jawab untuk ribuan mil persegi wilayah udara ( dikenal sebagai Informasi Penerbangan Region ) dan untuk bandara dalam wilayah udara itu. Pusat mengendalikan pesawat IFR dari saat mereka berangkat dari wilayah udara bandara atau terminal daerah dengan waktu mereka tiba di wilayah udara lain bandara atau terminal daerah . Pusat juga dapat " mengambil" VFR pesawat yang sudah mengudara dan mengintegrasikan mereka ke dalam sistem IFR . Pesawat ini harus , bagaimanapun, tetap VFR sampai Center memberikan izin.
Pusat pengendali bertanggung jawab untuk mendaki pesawat untuk ketinggian mereka diminta saat , pada saat yang sama , memastikan bahwa pesawat benar dipisahkan dari semua pesawat lain di daerah . Selain itu , pesawat harus ditempatkan dalam aliran konsisten dengan rute pesawat dari penerbangan. Upaya ini rumit oleh persimpangan lalu lintas, cuaca buruk , misi khusus yang memerlukan alokasi wilayah udara besar , dan kepadatan lalu lintas. Ketika pesawat mendekati tujuan, pusat bertanggung jawab untuk memenuhi pembatasan ketinggian oleh titik-titik tertentu , serta memberikan banyak bandara tujuan dengan arus lalu lintas , yang melarang semua pendatang yang " berkumpul bersama-sama " . Ini " pembatasan aliran " sering mulai di tengah-tengah rute, sebagai pengontrol akan posisi pesawat mendarat di tujuan yang sama sehingga ketika pesawat dekat dengan tujuan, mereka yang diurutkan .
Sebagai pesawat mencapai batas daerah kontrol Center itu " diserahkan " atau " diserahkan " ke depan Control Center di Area . Dalam beberapa kasus ini " hand-off " proses melibatkan transfer identifikasi dan rincian antara controller sehingga layanan kontrol lalu lintas udara dapat disediakan dengan cara yang mulus , dalam kasus lain perjanjian lokal memungkinkan " serah terima diam" seperti bahwa pusat penerima tidak tidak memerlukan koordinasi jika lalu lintas disajikan dalam cara yang disepakati . Setelah hand-off , pesawat ini diberikan perubahan frekuensi dan mulai berbicara dengan controller berikutnya . Proses ini berlanjut sampai pesawat tersebut diserahkan ke terminal controller ( " pendekatan " ) .
cakupan radar
Karena pusat mengontrol area wilayah udara yang besar, mereka biasanya akan menggunakan radar jarak jauh yang memiliki kemampuan , pada ketinggian yang lebih tinggi , untuk melihat pesawat 200 mil laut ( 370 km ) dari antena radar . Mereka juga dapat menggunakan data radar TRACON untuk mengontrol kapan ia menyediakan lebih baik " gambar" lalu lintas atau ketika dapat mengisi sebagian dari area yang tidak tercakup oleh radar jarak jauh .
Dalam sistem AS , pada ketinggian yang lebih tinggi , lebih dari 90 % dari wilayah udara AS ditutupi oleh radar dan sering dengan beberapa sistem radar , namun cakupan mungkin tidak konsisten di dataran rendah digunakan oleh pesawat tanpa tekanan karena medan tinggi atau jarak dari fasilitas radar . Sebuah pusat mungkin memerlukan berbagai sistem radar untuk menutup wilayah udara yang ditugaskan kepada mereka , dan mungkin juga bergantung pada laporan posisi percontohan dari pesawat terbang di bawah lantai jangkauan radar . Hal ini menghasilkan sejumlah besar data yang tersedia untuk controller . Untuk mengatasi ini , sistem otomatisasi telah dirancang dengan mengkonsolidasikan data radar untuk controller . Konsolidasi ini termasuk menghilangkan pengembalian duplikat radar , memastikan radar terbaik untuk setiap wilayah geografis adalah menyediakan data , dan menampilkan data dalam format yang efektif .
Pusat juga melakukan pengendalian terhadap lalu lintas yang melalui wilayah laut dunia . Daerah ini juga FIR . Karena tidak ada sistem radar yang tersedia untuk pengendalian laut , pengendali kelautan menyediakan layanan ATC menggunakan kontrol prosedural . Prosedur ini menggunakan laporan pesawat posisi, waktu , ketinggian , jarak , dan kecepatan untuk memastikan pemisahan . Controller catat informasi strip kemajuan penerbangan dan khusus dikembangkan sistem komputer samudera sebagai posisi laporan pesawat . Proses ini mensyaratkan bahwa pesawat dipisahkan oleh jarak yang lebih besar , yang mengurangi kapasitas keseluruhan untuk setiap rute yang diberikan . Lihat misalnya sistem Jalur Atlantik Utara .
Beberapa Navigasi Udara Service Provider ( misalnya Airservices Australia , The Federal Aviation Administration , NAV CANADA , dll ) telah menerapkan Automatic Dependent Surveillance - Broadcast ( ADS - B ) sebagai bagian dari kemampuan pengawasan mereka. Teknologi baru ini membalikkan konsep radar . Alih-alih radar " menemukan " target oleh menginterogasi transponder , pesawat ADS dilengkapi mengirimkan laporan posisi sebagaimana ditentukan oleh peralatan navigasi di pesawat . Biasanya , ADS beroperasi di " kontrak " mode dimana pesawat laporan posisi , secara otomatis atau diprakarsai oleh pilot , berdasarkan interval waktu yang telah ditentukan . Hal ini juga memungkinkan untuk kontroler untuk meminta laporan lebih sering untuk lebih cepat membangun posisi pesawat untuk alasan tertentu. Namun, karena biaya untuk setiap laporan dibebankan oleh penyedia layanan ADS untuk perusahaan yang mengoperasikan pesawat , laporan lebih sering tidak umum diminta kecuali dalam situasi darurat . ADS adalah penting karena dapat digunakan di mana tidak mungkin untuk menemukan infrastruktur untuk sistem radar ( misalnya di atas air ) . Menampilkan radar Komputerisasi sekarang sedang dirancang untuk menerima masukan ADS sebagai bagian dari layar . Teknologi ini saat ini digunakan dalam bagian-bagian dari Atlantik Utara dan Pasifik oleh berbagai negara yang berbagi tanggung jawab untuk mengontrol wilayah udara ini .
Pendekatan presisi radar yang umum digunakan oleh pengendali militer airforces dari beberapa negara , untuk membantu pilot dalam tahap akhir mendarat di tempat-tempat Instrument Landing System dan peralatan ditanggung udara canggih lainnya tidak tersedia untuk membantu pilot dalam kondisi jarak pandang nol marjinal atau dekat . Prosedur ini juga disebut Talkdowns .
Sistem Arsip Radar ( RAS ) siap menjamin catatan elektronik dari semua informasi radar , melestarikan untuk beberapa minggu . Informasi ini dapat berguna untuk pencarian dan penyelamatan . Ketika pesawat telah ' menghilang ' dari layar radar , controller dapat meninjau kembali radar terakhir dari pesawat untuk menentukan posisinya kemungkinan . Sebagai contoh, lihat laporan kecelakaan [ 4 ] RAS juga berguna untuk teknisi yang menjaga sistem radar
En - rute pengendali lalu lintas udara masalah izin dan instruksi untuk pesawat udara , dan pilot diwajibkan untuk mematuhi instruksi ini . Pengendali En-route juga menyediakan layanan kontrol lalu lintas udara ke banyak bandara kecil di seluruh negeri , termasuk izin dari dari tanah dan izin untuk pendekatan bandara . Controller mematuhi seperangkat standar pemisahan yang menentukan jarak minimal yang diijinkan antara pesawat . Jarak ini bervariasi tergantung pada peralatan dan prosedur yang digunakan dalam memberikan pelayanan ATC .
karakteristik umum
En - rute pengendali lalu lintas udara bekerja dalam fasilitas yang disebut Pusat Pengendalian Lalu Lintas Udara , yang masing-masing sering disebut sebagai " Pusat" . Amerika Serikat menggunakan istilah setara Air Route Traffic Control Pusat ( ARTCC ) . Setiap pusat bertanggung jawab untuk ribuan mil persegi wilayah udara ( dikenal sebagai Informasi Penerbangan Region ) dan untuk bandara dalam wilayah udara itu. Pusat mengendalikan pesawat IFR dari saat mereka berangkat dari wilayah udara bandara atau terminal daerah dengan waktu mereka tiba di wilayah udara lain bandara atau terminal daerah . Pusat juga dapat " mengambil" VFR pesawat yang sudah mengudara dan mengintegrasikan mereka ke dalam sistem IFR . Pesawat ini harus , bagaimanapun, tetap VFR sampai Center memberikan izin.
Pusat pengendali bertanggung jawab untuk mendaki pesawat untuk ketinggian mereka diminta saat , pada saat yang sama , memastikan bahwa pesawat benar dipisahkan dari semua pesawat lain di daerah . Selain itu , pesawat harus ditempatkan dalam aliran konsisten dengan rute pesawat dari penerbangan. Upaya ini rumit oleh persimpangan lalu lintas, cuaca buruk , misi khusus yang memerlukan alokasi wilayah udara besar , dan kepadatan lalu lintas. Ketika pesawat mendekati tujuan, pusat bertanggung jawab untuk memenuhi pembatasan ketinggian oleh titik-titik tertentu , serta memberikan banyak bandara tujuan dengan arus lalu lintas , yang melarang semua pendatang yang " berkumpul bersama-sama " . Ini " pembatasan aliran " sering mulai di tengah-tengah rute, sebagai pengontrol akan posisi pesawat mendarat di tujuan yang sama sehingga ketika pesawat dekat dengan tujuan, mereka yang diurutkan .
Sebagai pesawat mencapai batas daerah kontrol Center itu " diserahkan " atau " diserahkan " ke depan Control Center di Area . Dalam beberapa kasus ini " hand-off " proses melibatkan transfer identifikasi dan rincian antara controller sehingga layanan kontrol lalu lintas udara dapat disediakan dengan cara yang mulus , dalam kasus lain perjanjian lokal memungkinkan " serah terima diam" seperti bahwa pusat penerima tidak tidak memerlukan koordinasi jika lalu lintas disajikan dalam cara yang disepakati . Setelah hand-off , pesawat ini diberikan perubahan frekuensi dan mulai berbicara dengan controller berikutnya . Proses ini berlanjut sampai pesawat tersebut diserahkan ke terminal controller ( " pendekatan " ) .
cakupan radar
Karena pusat mengontrol area wilayah udara yang besar, mereka biasanya akan menggunakan radar jarak jauh yang memiliki kemampuan , pada ketinggian yang lebih tinggi , untuk melihat pesawat 200 mil laut ( 370 km ) dari antena radar . Mereka juga dapat menggunakan data radar TRACON untuk mengontrol kapan ia menyediakan lebih baik " gambar" lalu lintas atau ketika dapat mengisi sebagian dari area yang tidak tercakup oleh radar jarak jauh .
Dalam sistem AS , pada ketinggian yang lebih tinggi , lebih dari 90 % dari wilayah udara AS ditutupi oleh radar dan sering dengan beberapa sistem radar , namun cakupan mungkin tidak konsisten di dataran rendah digunakan oleh pesawat tanpa tekanan karena medan tinggi atau jarak dari fasilitas radar . Sebuah pusat mungkin memerlukan berbagai sistem radar untuk menutup wilayah udara yang ditugaskan kepada mereka , dan mungkin juga bergantung pada laporan posisi percontohan dari pesawat terbang di bawah lantai jangkauan radar . Hal ini menghasilkan sejumlah besar data yang tersedia untuk controller . Untuk mengatasi ini , sistem otomatisasi telah dirancang dengan mengkonsolidasikan data radar untuk controller . Konsolidasi ini termasuk menghilangkan pengembalian duplikat radar , memastikan radar terbaik untuk setiap wilayah geografis adalah menyediakan data , dan menampilkan data dalam format yang efektif .
Pusat juga melakukan pengendalian terhadap lalu lintas yang melalui wilayah laut dunia . Daerah ini juga FIR . Karena tidak ada sistem radar yang tersedia untuk pengendalian laut , pengendali kelautan menyediakan layanan ATC menggunakan kontrol prosedural . Prosedur ini menggunakan laporan pesawat posisi, waktu , ketinggian , jarak , dan kecepatan untuk memastikan pemisahan . Controller catat informasi strip kemajuan penerbangan dan khusus dikembangkan sistem komputer samudera sebagai posisi laporan pesawat . Proses ini mensyaratkan bahwa pesawat dipisahkan oleh jarak yang lebih besar , yang mengurangi kapasitas keseluruhan untuk setiap rute yang diberikan . Lihat misalnya sistem Jalur Atlantik Utara .
Beberapa Navigasi Udara Service Provider ( misalnya Airservices Australia , The Federal Aviation Administration , NAV CANADA , dll ) telah menerapkan Automatic Dependent Surveillance - Broadcast ( ADS - B ) sebagai bagian dari kemampuan pengawasan mereka. Teknologi baru ini membalikkan konsep radar . Alih-alih radar " menemukan " target oleh menginterogasi transponder , pesawat ADS dilengkapi mengirimkan laporan posisi sebagaimana ditentukan oleh peralatan navigasi di pesawat . Biasanya , ADS beroperasi di " kontrak " mode dimana pesawat laporan posisi , secara otomatis atau diprakarsai oleh pilot , berdasarkan interval waktu yang telah ditentukan . Hal ini juga memungkinkan untuk kontroler untuk meminta laporan lebih sering untuk lebih cepat membangun posisi pesawat untuk alasan tertentu. Namun, karena biaya untuk setiap laporan dibebankan oleh penyedia layanan ADS untuk perusahaan yang mengoperasikan pesawat , laporan lebih sering tidak umum diminta kecuali dalam situasi darurat . ADS adalah penting karena dapat digunakan di mana tidak mungkin untuk menemukan infrastruktur untuk sistem radar ( misalnya di atas air ) . Menampilkan radar Komputerisasi sekarang sedang dirancang untuk menerima masukan ADS sebagai bagian dari layar . Teknologi ini saat ini digunakan dalam bagian-bagian dari Atlantik Utara dan Pasifik oleh berbagai negara yang berbagi tanggung jawab untuk mengontrol wilayah udara ini .
Pendekatan presisi radar yang umum digunakan oleh pengendali militer airforces dari beberapa negara , untuk membantu pilot dalam tahap akhir mendarat di tempat-tempat Instrument Landing System dan peralatan ditanggung udara canggih lainnya tidak tersedia untuk membantu pilot dalam kondisi jarak pandang nol marjinal atau dekat . Prosedur ini juga disebut Talkdowns .
Sistem Arsip Radar ( RAS ) siap menjamin catatan elektronik dari semua informasi radar , melestarikan untuk beberapa minggu . Informasi ini dapat berguna untuk pencarian dan penyelamatan . Ketika pesawat telah ' menghilang ' dari layar radar , controller dapat meninjau kembali radar terakhir dari pesawat untuk menentukan posisinya kemungkinan . Sebagai contoh, lihat laporan kecelakaan [ 4 ] RAS juga berguna untuk teknisi yang menjaga sistem radar
H. PEMETAAN LALU LINTAS PENERBANGAN
Wilayah
udara Indonesia terbagi dalam 2 FIR (Flight Information Region) yaitu Jakarta
dan Makassar. Dari 2 FIR ini terbentuklah Jakarta ACC dan Makassar ACC Jakarta ACC
maupun Makassar ACC mempunyai beberapa sektor. Hal ini dibentuk untuk
meng-akomodasi ruang udara yang sangat luas, dengan tujuan meningkatkan
keselamatan penerbangan.
Keterbatasan wawasan, perkenankan
saya hanya memaparkan wilayah udara Jakarta saja.
Jakarta FIR mempunyai 5 sektor Jakarta ACC:
Jakarta FIR mempunyai 5 sektor Jakarta ACC:
- Jakarta Upper Control Medan (UM),
- Jakarta Upper Control Palembang (UP),
- Jakarta Upper Control Tanjung Karang(UT),
- Jakarta Upper Control Semarang (US),
- Jakarta Upper Control Kalimantan (UK).
Masing-masing
sektor ACC membawahi beberapa sektor yang disebut TMA (Terminal Area) sebagai
contoh Medan TMA, Pekanbaru TMA, Jakarta TMA, Pontianak TMA, Palembang TMA.
Untuk Jakarta TMA itu sendiri terbagi 2, yaitu Jakarta Lower North (LN) dan Jakarta Lower East (LE).
Dibawah Jakarta TMA terdapat unit APP, disini terdapat Unit Jakarta Approach West (TW) dan Jakarta Approach East (TE). Kemudian Unit Arrival (AN) sebelum akhirnya Unit TWR, yang khusus di Bandara Soekarno-Hatta dipilah menjadi 4 unit, yaitu:
Untuk Jakarta TMA itu sendiri terbagi 2, yaitu Jakarta Lower North (LN) dan Jakarta Lower East (LE).
Dibawah Jakarta TMA terdapat unit APP, disini terdapat Unit Jakarta Approach West (TW) dan Jakarta Approach East (TE). Kemudian Unit Arrival (AN) sebelum akhirnya Unit TWR, yang khusus di Bandara Soekarno-Hatta dipilah menjadi 4 unit, yaitu:
- Clearance Delivery (CDL),
- Ground Control Selatan (GS),
- Ground Control Utara (GN), dan
- Aerodrome Control Tower (TWR) (Tory Tri Ruknomo).
I. CONTOH
APLIKASI AIR TRAFFIC PADA PENERBANGAN
Berikut disampaikan proses (contoh) penerbangan pesawat dari
Jakarta-Surabaya.
Penerbang akan selalu mengisi FPL (Flight Plan) dengan data-data sesuai
formulir yang telah disediakan. Namun untuk penerbangan yang berjadwal operator
penerbangan akan menyampaikan RPL (Repetitive Fight Plan) ke Unit BO (Briefing
Office) dan Unit FDO (Flight Plan Data Operator) untuk kemudian dimasukkan ke
dalam sistim otomasi.
Dimana peran ATC? [khusus Jakarta] (mohon maaf bila tidak berkenan)
1. Awal
mula penerbang akan selalu meminta ATC Clearance sebelum menghidupkan mesin dan
bersiap meninggalkan lokasi parkir. (CDL)
2. Setelah
lengkap menjawab ATC Clearance 10 menit kemudian penerbang akan meminta untuk
menghidupkan mesin pesawat dan mundur dari lokasi parkir.
3. Masing-masing
terminal keberangkatan mempunyai unit sendiri. Untuk terminal A-B-C penerbang
akan berkomunikasi dengan GS, sedangkan terminal D-E-F dengan GN.
4. Setelah
pesawat tuntas menghidupkan mesin dan pada posisi siap untuk berjalan, maka
penerbang akan minta ijin untuk taxi. Dipandulah pesawat tersebut menuju titik
dimana akan memulai take-off. Dalam bahasa kami holding position.
5. Dipertengahan
jalan pada posisi yang sudah clear dengan pesawat yang lain penerbang akan
diberi istruksi untuk berkomunikasi dengan unit TWR, karena tanggung jawab TWR
yang akan memberangkatkan peswat tsb.
6. Proses
untuk keberangkatan ini akan tergantung dengan pesawat lain yang akan mendarat
ataupun pesawat yang berada di depannya. Sehingga perhitungan dan pengalaman
seorang ATC untuk memberangkatkan pesawat sangat berperan.
7. Sesaat
pesawat memulai mengudara, penerbang akan diminta berkomunikasi dengan unit TE,
setelah lepas ketinggian tertentu penerbang diminta berkomunikasi dengan unit
LE, demikian seterusnya hingga ke unit US.
8. Setiap
sektor pemanduan LLU, ATC yang bertugas mempunyai tanggung jawab memisahkan
antar pesawat dengan separasi yang sesuai.
9. Unit
US akan selalu berkoordinasi dengan Unit Makassar ACC akan keberadaan pesawat
yang dimaksud, sehingga pada suatu titik pesawat tsb akan dilimpahkan status
tanggung jawabnya ke wilayah udara Makassar.
10. Makassar
ACC akan memandu pesawat tersebut hingga memasuki wilayah udara Surabaya TMA,
dan seterusnya pada akhirnya penerbang akan berkomunikasi dengan Juanda TWR
untuk melaksanakan pendaratan. Dan melaju ke tempat parkir pesawat di apron.
Inti dari paparan diatas adalah setiap pergerakan pesawat terbang akan
selalu terpantau oleh ATC, karena penerbang selalu berkomunikasi dengan
unit-unit ATC, baik itu dalam kondisi normal ataupun dalam kondisi abnormal.
Untuk sedikit memberikan gambaran mengenai pekerjaan ATC, ada satu film yang
dibintangi oleh Angelina Jolie, John Cusack, Billy Bob Thornton dengan judul
Pushing Tin.
J. KASUS (Pesawat Sukhoi)
Kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat
sukhoi superjet 100 di gunung salak adalah
1.
Lepas Landas pada 14.12 WIB
Pesawat melakukan joy flight kedua dengan rute
sekitar Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat
2.
Cuaca Buruk dan Ruang Hampa
Saat diatas gunung salak, diduga pesawat masuk
keruang hampa sehingga meminta izin turun
3.
Meminta Turun
14.33 WIB (21 menit kemudian) pilot Sukhoi
menghubungi menara pengendali (Air Traffic Control atau ATC) di Bandara
Soekarno Hatta, meminta izin turun. Pesawat kemudian hilang kontak dikoordinat
06.43 menit 08 detik lintang selatan dan 106.3 menit 15 detik bujur timur.
4. Menabrak
Lereng
Pesawat menabrak lereng gunung salak diketinggian
5.800 kaki (1.767 meter) dengan kemiringan 85 derajat. KNKT menyebut insiden
ini seperti Controlled Flight into Terrain, Pesawat laik terbang, tidak rusak,
serta dibawah kendali pilotnya, tanpa sengaja menabrak.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Dari uraian makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan Air Traffic Control System atau
dalam bahasa Indonesia disebut sistem control lalu lintas udara adalah sistem yang mengatur lalu-lintas di udara terutama pesawat terbang
untuk mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan tabrakan. ATCS atau
yang disebut dengan Air Traffic Control System merupakan sistem pengatur lalu
lintas udara yang tugas utamanya mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain
dan menghindarkan dari tabrakan (making separation). Selain tugas separation,
ATCS juga bertugas mengatur kelancaran arus traffic (traffic flow), membantu
pilot dalam menghandle emergency/darurat, dan memberikan informasi yang
dibutuhkan pilot (weather information atau informasi cuaca, traffic
information, navigation information, dll).
Terdapat dua wilayah Wilayah udara Indonesia terbagi dalam 2 FIR (Flight Information Region) yaitu Jakarta dan Makassar. Dari 2 FIR ini terbentuklah Jakarta ACC dan Makassar ACC Jakarta ACC maupun Makassar ACC mempunyai beberapa sektor. Hal ini dibentuk untuk meng-akomodasi ruang udara yang sangat luas, dengan tujuan meningkatkan keselamatan penerbangan.
Terdapat dua wilayah Wilayah udara Indonesia terbagi dalam 2 FIR (Flight Information Region) yaitu Jakarta dan Makassar. Dari 2 FIR ini terbentuklah Jakarta ACC dan Makassar ACC Jakarta ACC maupun Makassar ACC mempunyai beberapa sektor. Hal ini dibentuk untuk meng-akomodasi ruang udara yang sangat luas, dengan tujuan meningkatkan keselamatan penerbangan.
B.
SARAN
Demikian makalah yang kami buat, apabila terdapat
kesalahan dalam penyampaian materi serta penulisan materi kami mengharap kritik
dan saran para pembaca untuk bahan evaluasi kami dalam memperbaiki makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
a.
Pengertian Air
Trafiic Control System http://www.sekedar-tahu-saja.
b.
Tujuan Air Traffic
Control system, file:///C:/Users/User/Downloads/pengertian-dan-kegunanaan-pemandu-lalu.html
d.
Fungsi Sistem Navigasi Pada Pesawat Terbang pesawat-kertasku.blogspot.com/2013/03/fungsi-sistem-navigasi-pada-pesawat.html
f.
Pembagian Pelayanan Lalu Lintas Udara http://id.wikipedia.org/wiki/Pemandu_lalu_lintas_udara#Pembagian_Pelayanan_Lalu_Lintas_Udara
g.
Pemetaan lalu
lintas penerbangan http://en.wikipedia.org/wiki/Air_traffic_control
h.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih mbak telah menambah wawasan saya , dan juga membantu saya dalam mengerjakan tugas yang berhubungan dengan analisis trafik control sistem untuk bandara
BalasHapus