Inflasi adalah sebuah fenomena dimana kecenderungan harga
produk atau jasa yang ditawarkan mengalami kenaikan terus menerus. Kenaikan
tersebut harus berada dalam jangka waktu yang panjang. Singkatnya, kenaikan
harus mencerminkan perubahan dalam perekonomian secara keseluruhan. Jadi,
ketika harga yang naik hanya satu atau dua barang saja tidak dapat disebut
inflasi. Dengan meningkatnya harga secara terus menerus akan menyebabkan nilai
dari uang itu sendiri berkurang.
Inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar.
Dengan pencetakan uang terlalu banyak, datang kenaikan harga secara alami.
Selain itu, ketika uang yang beredar jumlahnya banyak maka nilai dari uang itu
semakin berkurang. Uang merupakan salah satu faktor utama dalam menetapkan
tingkat inflasi. Uang yang meningkat bisa saja menyebabkan hiperinflasi, yaitu
ketika tingkat inflasi melompat 50% dalam satu bulan.
Inflasi tidak selamanya benilai negatif. Sebagian ekonom
berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Hal itu terjadi untuk
menjaga kestabilan harga. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan memberikan manfaat bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Inflasi yang berdampak negative adalah
inflasi yang tidak stabil. Oleh karena itu, ketidakstabilan inflasi harus
dilakukan pengendalian. Penurunan tarif pajak merupakan salah satu cara dalam
mengurangi tingkat inflasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono, 1999. Pengantar Teori Makro
Ekonomi. Jakarta
: PT. Rajagrafindo Persada.
R, Soediyono, MBA. Prof. Dr. 1992. Ekonomi
Makro : Pengantar Analisis Pendapatan Nasional. Yogyakarta : Liberty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar