Rabu, 13 Januari 2016

PEREKONOMIAN INDONESIA 2014

Secara keseluruhan, dinamika perekonomian Indonesia pada tahun 2014 mengangkat beberapa pelajaran berharga bagi upaya mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Pelajaran pertama yang mengemuka ialah pentingnya kebijakan makroekonomi, baik fiskal maupun moneter, yang disiplin dalam menjaga stabilitas makroekonomi. Perjalanan ekonomi selama tahun 2014 menunjukkan bahwa bauran kebijakan moneter yang konsisten bias ketat dan kebijakan makroprudensial yang konsisten diarahkan untuk menjaga SSK, serta kebijakan fiskal yang tetap konsisten menjaga kesinambungannya dapat memperkokoh stabilitas makroekonomi. Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya Makro Ekonomi Teori Pengantar, “Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah”.

Kedua, di tengah berbagai tantangan perekonomian yang kompleks, baik yang siklikal maupun struktural, respon kebijakan yang hanya mengandalkan kebijakan stabilisasi dapat memiliki dampak yang kurang menguntungkan pada pertumbuhan ekonomi. Guna memitigasi dampak yang kurang menguntungkan tersebut, kebijakan stabilisasi dapat dibaurkan dengan kebijakan stimulus fiskal dan reformasi struktural, sehingga ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi dengan stabilitas makroekonomi yang terjaga. Ketiga, bauran kebijakan sebaiknya dapat diimplementasikan secara tepat waktu dengan takaran yang terukur.

Terhambatnya implementasi salah satu kebijakan menyebabkan bauran kebijakan tidak dapat dilakukan secara optimal dalam merespon tantangan global dan mencapai tujuan-tujuan ekonomi domestik. Keempat, koordinasi yang erat antar pemangku kebijakan menjadi elemen penting untuk memperkuat efektifitas bauran kebijakan. Pelajaran terakhir, dinamika perekonomian 2014 yang diwarnai oleh ketidakpastian yang sangat tinggi juga mengingatkan pentingnya percepatan reformasi struktural guna memperkuat fundamental ekonomi.

Ke depan, perekonomian dunia diperkirakan tumbuh lebih tinggi, terutama didukung oleh perbaikan ekonomi negara maju, khususnya AS sebagai motor penggerak. Dengan prakiraan ini, diharapkan permintaan ekspor akan kembali meningkat sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Sementara itu, kebijakan QE oleh ECB dan Bank of Japan diperkirakan dapat mengimbangi sebagian pengaruh kebijakan the Fed terhadap pergerakan arus modal ke emerging markets, termasuk Indonesia. Dengan demikian aliran modal masuk ke Indonesia berpotensi relatif terbatas. Selain itu, divergensi kebijakan moneter di negara-negara maju tersebut dapat menimbulkan gejolak di pasar keuangan global yang selanjutnya dapat memberikan tekanan terhadap stabilitas sistem keuangan domestik.

Daftar Pustaka
Anonim. 2015. Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2014.http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Pages/LPI_2014.aspx. 29 April 2015
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar